Laksamana Muda Jhon Lie
Masa
kecil
Lahir pada 9
Maret 1911, di Manado. John Lie Tjeng Tjoan merupakan anak kedua dari delapan
bersaudara dari pasangan Lie Kae Tae dan Maryam Oei Tseng Nie atau . Leluhur
John berasal dari daerah Fuzhou dan Xiamen yang pada abad ke 18 berlayar sampai
ke tanah Minahasa. Lie Kae Tae merupakan pemilik perusahaan pengangkutan Vetol
(Veem en transportonderneming Lie Kae Tae) yang terkenal sebelum PerangDunia II
dan tutup sepeninggal Lie Kae Tae pada 1957. Kedelapan anaknya tak menuruni
bakat dagangnya. John Lie sendiri sewaktu kecil lebih tertarik dunia maritime.
Suatu hari
sekitar tahu 1921. Laksamana Muda John lietak melupakannya. Sebuah kapal
eskader angkatan laut Belanda berlabuh di Manado. Ukurannya besar dan canggih.
Banyak penduduk ingin melihat dari dekat dan menaiki kapal itu dengan membayar
10 sen. John Lie yang berusia 10 tahun, tak punya uang. Tak mau patah arang, ia
bersama teman-temannya berenang menuju kapal. Di dekat kapal, ia berkata kepada
teman-temannya, “nanti saya mau jadi kapten, suatu waktu akan pimpin kapal
begini ini”, kenang Bian Loho sebagaimana disitir dalam memenuhi panggilan ibu
Pertiwi: Biografi laksamana muda jhon lie.
John lie pun
mengenyam pendidikan. Ia mendapat pendidikan di sekolah berbahasa Belanda,
Holland Chinese School (HCS),lalu Christelijke Lagere School, hasrat John Lie
untuk menjadi pelaut begitu Kuat. Ia menabung uang hasil menagih piutang
ayahnya. Ketika menginjak 17 tahun, ia meninggalkan manado. “kalo minta izin
orangtua pasti tidak diberikan, karena terlalu muda,” ujar Rita Tuwasey,
keponakan John Lie
Awal
karir Militer
Saat
diJakarta, John Lie bekerja sebagai Burh pelabuhan disela-sela kesibukannya ia
mengikuti kursus navigasi. Ia lalu jadi mualim kapal pelayaran milik
Belanda Klerk Muallim III di KPM
(Koninklijk Paketvaart Mattschappij). Atas permintaannya, John lie ditempatkan
di pelabuhan cilacap. Dimulailah misi-misi menembus blockade Belanda dan
penyeludupan yang membuat namanya melagenda. Disana ia berpangkat sebagai
kapten. Di pelabuhan ini selama beberapa bulan ia berhasil membersihkan ranjau
yang ditanam jepang untuk menghadapi pasukan sekutu. Atas jasanya, pangkatnya
dinaikan menjadi mayor.
Ia
ditugaskan mengamankan pelayaran kapal yang menyangkut komoditas ekspor
Indonesia untuk perdagangan di luar negeri dalam rangka mengisi kas Negara yang
saat itu masih tipis. Pada masa awal tahun 1947, ia pernah mengawal kapal yang
membawa karet 800 ton untuk diserahkan kepada kepala perwakilan RI DI
Singapura. Otoyo Ramelan. Sejak itu, ia secara rutin melakukan operasi menembus
blockade Belanda. Karet atau hasil bumi lain dibawa ke singapura untuk di
barter dengan senjata. Senjata yang mereka peroleh lalu diserahkan kepada
pejabat republic yang ada di Sumatra seperti sperti bupati riau sebagai sarana
perjuangan melawan Belanda. Menurut buku “The Indonesian Revolution and The
Singaporean Connection”, harga senjata bervariasi. Tahun 1948, penyeludup
menjual dua karbin dan ribuan magasin dengan bayaran satu ton teh. Satu senapan mesin dan ribuan magasin dihargai 2,5 ton
the, enam ton the bisa digunakan untuk membeli 6 senjata anti pesawat udara
beserta ribuan magasinnya.
Sebagai
Penyeludup
Belanda
tetap melakukan blockade terhadap Indonesia dalam rangka menghalangi
kemerdekaan bekas jajahannya. Menyiasatinya, senjata diperjual belikan dengan
menembus blockade Belanda itu. Dari sanalah karir penyelundup hohn lie mencapai
puncaknya. Meskipun republic muda tidak ada dana, lie berhasi; mendapatkan
senjata dengan cara barter dengan hasil bumi. John lie memulai misi pertamnya
menembus blockade belanda dengan kapal ML 336/PBB 58 LB atau dinamai The
Outlaw. Kapal ini memuat senjata dan amunisi dengan tujuan labuuan bilik,
sebuah kota kecil di Sumatra timur. Dalam perjalnan kapal dikejar kapal patrol dan
kepergok pesawat patrol belanda. Nyaris terjadi kontak senjata. Tapi pesawat
patrol belanda itu tak jadi menembak. Mungkin, menurut john lie, bahan bakarnya
menipis. Dengan kapalnya inipun ia memimpin setidaknya 15 kali pelayaran maut.
Roy rowan, wartawan majalah life mengabadikan kisah perjuangan heroic john lie
dalam “GUNS-AND BIBBLES-ARE SMUGGLED TO INDONESIA’, YANG DIMUAT DIMAJALAH LIFE
PADA OKTOBER 1949. Dan pers asing mejuluki lie “the great smuggler with the
bibble”.
John lie
mendirikan Help Naval Base of The Republic of Indonesia. Ia sempat ditangkap di
singapura tapi pengadilan membebaskannya karena tak terbukti bersalah. BBC
menjuluki jhon lie ‘the black speed boat’
Dengan THE
OUTLAWnya eengan gagah berani menembus blockade laut yang dilakukan AL belanda
disekotar perairan selat malaka. Antara kurun waktu 1947 hingga 1949, jhon
nberhasil memasok sejumlah besar senjata, amunisi dan obat obatannke para
perjuang dan rakyat Sumatra.
Kapten Lie
saat itu berusia 39 tahun, punya siasat. Kapal hitam dengan nomor regritasi PBB
58 Lb ITU DISEMBUNYIKAN DI TELUK-TELUK
KECIL sepanjang Sumatra dengan ditutupi dedaunan. Lie dan krunya lalu menunggu
dalam diam hingga kapal dan pesawat belanda menghentikan pencariannya
Lie hampir
setiap hari memegang injil. Ia adalah tentara yang taat ibadah. Dilahirkan dari
agama budha. Perkenalannya dengan yesus di iChristelijke Lagere School di
manado. John lie adalah sosok legendaries dalam organisasi penyeludup senjata
yang terentang dari FILIPHINA sampai INDIA. Jaringan ini punya kantor rahasia
di Manila, Singapura, Penang, Bangkok, Rangon, dan New Delhi. Kapal lie
panjangnya 110 kaki(34 meter) selalu lolos dari patrol belanda, ia berlabuh
dimalam hari. Mengingat kapal itu tak bersenjata, meloloskan diri bukan perkara
yang mmudah.
Pada awal
1950 ketika ada di Bangkok, ia dipanggil pulang ke Surabaya oleh KSAL Subiyakto
dan ditugaskan menjadi komandan kapal perang rajawali. Pada masa berikutnya ia
aktif dalam oenumpasan RMS (Republik Maluku selatan) di Maluku lalu
PRPI/Permesta.
Akhir
karir militer
Pada
Desember 1966 LIE mengakhiri karirnya di TNI angkatan laut dengan pagnkat
terakhir laksamana muda. Kesibukannya dalam perjuangan membuat beliau aru
menikah pada usia 45 tahun, dengan Pdt. Margaretha Dharma Angkuw. Pada 30
agustus 1966 John lie mengganti namnya dengan Jahja Daniel Dharma
Akhir
hayat
Beliau meninggal dunia kerana stroke pda 27 agustus
1988 dan dimakamkan di taman makanm pahlawan kalibata, Jakarta. Atas segala
jasa dan pengabdiannya, beliau di anugrahi bintang mahaputra utamana oleh
presiden soeharto pada 10 november 1995, bintang mahaputera asipradana dan
gelar pahlawan nasional oleh presiden susilo bambang yudoyono pada 9 november
2009
Sebelumnya.
Sampai saat itu belum ada satupun warga Negara Indonesia keturunan tionghoa
berstatus gelar pahlawan nasional. Apakah memang tidak ada yang pantas
mendapatkan status ini? Atau adayang pantas, Cuma warga tionghoa berpendapat
urusan bisnis lebih penting daripada repot-repot menempuh jalan panjang mencari
dan mengusulkan nama.karena sedikitnya pustaka mengenai lie, tidak mengherankan
namanya semakin redup dimakan lupa. Oleh karena itu usaha m. nursam menulis
buku “ memenuhi oanggilan ibu pertiwi: biografi laksamana muda jhon lie”.
Pasal, sebagaimana disampaikan irjenal, bahwa Indonesia memerlukan para
pejuang, entah darimana dia berasal, dari golongan apa, dari aghama apa, dari
etnis apa. Bangsa ini telah berikrar bahwa dengan bhineka tunggal ika, bangsa I
ndonesia telah keluar dari segala kesulitan, mampu menghadapi segala tantangan
serta mampu menjunjung tinggi kehormatan untuk mewujudkan cvita0cita
kemerdekaan menuju masyarakat adil dan makmur berlandaskan pancasila
undahng-undang dasar 1945. Laksda tni john lie merupakan salah satu
pejuang-pejuang tni AL yang telah turut memberikan sumbangsihnya secara iklas,
penuh dedikasi dan tanpas mengharapkan pamrih apapun demi tetap tegaknya kedaulatan
NKRI sejak masa perang kemerdekaan 1945-1949 hingga masa mempertahankan NKRI
1950-1959. Tahun 2009, 21 tahun setelah kematiannya, John lie dianugrahkan
gelar pahlawan nasional oleh presiden susilo bambang yudoyono.
Biografi
John Lie
Dispenal(5/7),-
kepala staf angkatan laut (kasal) laksamana TNI tedjo edhy purdijatno, SH yang
diwakili inspektur jendral dan perbendaharaan angkatan laut (irjenal) laksamana
muda TNI moch. Sunarto, SE menjadi pembicaraan pada pelluncuran buku biografi
laksamana muda john lie, memenuhi panggilan ibu pertiwi dan seminar bertema
nilai-nilai kepahlawanan John lie, dengan makalah berjudul: “laksamana muda TNI
(PURN) jahja Daniel dharma berjuang dengan keyakinan’ yang diselenggarakan di
auditorium nurcholis madjid, universitas paramadina, Jakarta, Rabu (4/20